Keadilan Patrick Star
Jika menurut anda keadilan adalah loli berdada rata. Silahkan keluar 😅
Karena definisi dari keadilan itu sangat beragam dan semuanya bisa saja benar, maka saya ingin memulainya dengan analogi supaya memudahkan pemahaman kalian sebagai para pembaca.
“Seandainya hak-hak individu itu akan dilindungi maka dia pasti akan menggeser atau menghancurkan keadilan sosial dalam masyarakat”.
Maksudnya, misalkan siapapun diantara kita berhak untuk menjadi presiden ataupun pasukan presiden mereka bebas untuk melakukan apapun. Kemudian itu terjadi menjadi sebuah kenyataan. Saya menjadi presiden dan ada yang menjadi pengawal presiden maka waktu ketika kebebasan-kebebasan individu itu akhirnya mewujud, maka keadilan sosial diantara kami berdua itu menjadi hilang. Karena hak-hak saya sebagai presiden menjadi lebih diprioritaskan daripada hak dia untuk menjadi pengawal presiden. Bahkan dalam bertugas itu ada kondisi-kondisi dimana protokol mewajibkan pengawal presiden itu mengorbankan diri-nya atau memancing bahaya agar menghindarkan presiden dari bahaya. Dan dari situ kita bisa mengetahui bahwa hak-hak sebagai presiden itu lebih kuat lebih baik lebih diakui daripada hak-hak sebagai pengawal presiden. Nah, ini berlaku untuk semua hal. Jadi kalau setiap orang dipersilahkan untuk melakukan apa yang dia mau dan kemudian apa yang dia mau itu mewujud maka keadilan sosial itu tidak akan pernah terjadi selama-lamanya. Ini adalah sebuah dilema demokrasi dan dilema liberalisme karena Liberty dan Equality itu adalah sesuatu hal yang pada akhirnya tidak mungkin dipadupadankan. Maka harus memilih salah satu diantaranya komunisme memilih equality-nya, sedangkan orang-orang liberal memilih untuk menjadi liberal. Dan orang-orang Indonesia memilih untuk tidak membicarakan keduanya 😅
Sedangkan di akar rumput misalkan ngobrol di warung kopi gitu ya ngobrol sama tetangga-tetangga gitu ngobrol kita ada bahasan bahwa kita memang harus menjunjung tinggi keadilan. Tetapi apa yang dimaksud dengan keadilan? Biasanya warung-warung kopi itu kita itu kan ngobrolin soal ‘bahwa keadilan itu adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya bukan menempatkan sesuatu sesuai dengan kesamaan dengan pihak lain’ dan seperti itu kemudian kita kita ngobrol bahwa keadilan itu adalah kita punya anak tiga yang satu umurnya 10 tahun dikasih bekal 10.000 sehari sedangkan yang anaknya 15 tahun dikasih bekal 20.000 sehari. Nah, itu walaupun tidak equal tapi itu adalah keadilan. Dan sebenarnya bukan berarti salah dan layak dipertahankan. Pada faktanya ini adalah pernyataan dari Aristoteles. Jadi 2000 atau 2500 tahun yang lalu itu Aristoteles sudah berbincang tentang ini. Kemudian dia katakan bahwa yang dimaksud dengan keadilan itu ada beberapa berjenis tetapi dalam satu perspektif maka keadilan itu dibagi dua yang pertama itu adalah keadilan numerik dan yang kedua itu adalah keadilan proporsional. Keadilan numerik itu berarti semuanya sama rata sama rasa kalau sama orang sama-sama kerja maka dia harus mendapatkan hak yang sama nomornya sama. Sedangkan keadilan proporsional itu adalah keadilan yang seperti orang-orang warung kopi tadi itu perbincangkan seperti itu. Nah, maksud saya adalah kalau Aristoteles sudah mengatakan itu sekitar 2.500 tahun yang lalu dan sampai sekarang perdebatan dengan topik itu masih berlaku maka pernyataan-pernyataan tadi itu adalah pernyataan yang tidak menyelesaikan masalah.
Sekarang misalkan manusia-manusia itu sudah mencapai keinginannya dan sudah menempatkan pada posisinya. Tetap saja itu akhirnya akan memunculkan ketidakadilan yang sangat besar dan sangat fatal dan menjadi fenomena di negara-negara barat. Saya ambil contoh seperti ini, ada orang-orang yang sangat pengen main bola tetapi bakatnya minatnya potensinya itu menempatkan dia di posisi sebagai pemain belakang bukan pemain depan disitu muncul ketidakadilan yang sangat besar. Kalau misalkan dia bermain sebagai striker barulah ia akan memiliki potensi lebih besar untuk menjadi bintang. Karena sebagian besar yang mendapatkan Ballon d’Or atau pemain terbaik di dunia itu adalah pemain depan kemudian pemain tengah, Semakin ke belakang semakin susah untuk menjadi untuk mendapatkan penghargaan. Itu bahkan sepanjang sejarah cuman satu kiper yang mendapatkan Ballon d’Or (Lev Yashin) artinya di situ ada ketidakadilan. Berarti pemain belakang itu nampaknya lebih tidak penting daripada pemain depan. Padahal faktanya pemain belakang selalu lebih penting daripada pemain depan. Pemain bola itu selalu seperti itu. Tapi walaupun begitu, walaupun kenyataannya pertahanan itu lebih penting tapi orang-orang yang bermain di posisi belakang itu selalu di lebih direndahkan, gajinya pasti lebih kecil, dengan tuntutan yang jauh lebih besar. Dan kita lihat pemain terbaik di dunia sepanjang masa misalkan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo ketika mereka dalam posisi yang paling hebat sekalipun mereka itu hanya mungkin bisa menggolkan satu gol dari lima percobaan artinya seperempatnya atau 1 berbanding 5 dan itu udah dianggap jenius banget. Sekarang kita balik kalau seandainya ada kiper luar biasa dia bisa menyelamatkan satu bola dari lima kali kebobolan, dari lima kali upaya pastinya dia langsung dipecat. Jadi pemain belakang itu lebih mungkin melakukan pelanggaran karena posisinya di belakang. Sedangkan pemain depan lebih mungkin untuk menggolkan sehingga dia dapat bonus disetiap pertandingan. Nah itu kenapa bisa seperti itu? Karena setiap orang menempati posisinya masing-masing. Kalau setiap orang menempati posisinya masing-masing equality itu tidak mungkin terjadi. Hai ini adalah dilema dan akar masalah dari ideologi-ideologi besar di seluruh dunia komunisme, liberalisme, feminisme atau rasialisme dan sebagainya. Ini muncul dari hal-hal yang seperti ini.
Immanuel Kant pernah berkata “Segala upaya manusia untuk menciptakan keadilan akan berdampak pada ketidakadilan. Keadilan absolut di dunia itu adalah ketidakadilan yang besar“
Kant mengatakan seperti itu karena apa? Karena ada terlalu banyak kontradiksi, terlalu banyak dilema, terlalu banyak paradoks dalam keadilan itu.
Dan itulah pada akhirnya yang menjelaskan kenapa Patrick Star mengatakan bahwa dunia itu pada pada dasarnya tidak adil dan kemudian manusia dipersilahkan untuk membiasakan ketidakadilan itu. Jadi pernyataan itu bukan pernyataan seorang yang biasa-biasa saja. Tapi pernyataan yang muncul dari orang-orang yang benar-benar sadar atas landasan-landasan filosofis bahwa ketidakadilan itu pasti berlaku di dunia ini. Dan keadilan itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi di dunia ini. Lagipula hal yang paling penting yang harus dikaji disini adalah bahwa Patrick Star mengatakan itu ketika dia menjadi raja. Apa maksudnya? Maksudnya adalah bahwa kita itu tidak harus mengedepankan atau mengupayakan keadilan. Yang kita lakukan adalah bagaimana caranya agar kita MENANG. Sebab ketika kita menang maka disitulah kita tidak lagi membutuhkan ‘keadilan’. Siapa diantara pemenang-pemenang itu yang menuntut keadilan? Semua pihak yang menuntut keadilan selama ini adalah pihak-pihak yang telah dikalahkan. Maka fokus kita bukan mencari keadilan yang tidak mungkin itu. Tapi fokus kita adalah bagaimana caranya agar kita menjadi pemenang. Karena sekali lagi, ketika kita menjadi pemenang kita tidak lagi membutuhkan konsep konsep keadilan.